Palopo Smart City

Info Kontak

Jl. Andi Baso Rahim No. 22, Kelurahan Tompotikka, Kecamatan Wara, Kota Palopo 91911
diskominfo@palopokota.go.id
(0471) 3201436

Follow Us

Smart Branding

Inovasi dalam memasarkan daerahnya sehingga mampu meningkatkan daya saing daerah dengan mengembankan tiga elemen, yaitu pariwisata, bisnis, dan wajah kota.

Kebijakan Pemerintah Kota Palopo dalam mendukung implementasi pemanfaatan TIK pemerintahan sudah sangat baik. Hal tersebut ditunjukkan pada RPJMD Kota Palopo yang memuat kebijakan tentang Smart City. Berbagai kebijakan yang ada di Kota Palopo yang dikelompokkan menurut Dimensi Smart City adalah sebagai berikut : 

  • Peraturan Daerah Kota Palopo Nomor 4 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan kepariwisataan 
  • Peraturan Daerah Kota Palopo Nomor 8 Tahun 2014 tentang Pelestarian dan Pengelolaan Cagar Budaya Kota Palopo 
  • Peraturan Walikota Palopo Nomor 6 Tahun 2014 tentang Pelestarian dan Pengelolaan Cagar Budaya. 
  • Peraturan Daerah No. 9 Tahun 2021 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Tahun 2021-2025.  
     

Analisis kesenjangan Kota Palopo untuk mengidentifikasi perbedaan baik kondisi saat ini dan kondisi di masa depan. Perbedaan atau gap antara kondisi saat ini dengan tren masa depan digunakan sebagai salah satu analisis untuk menetapkan strategi dalam mencapai tujuan Smart City. Analisis GAP berdasarkan enam dimensi Smart City yaitu dimensi smart governance, branding, economy, living, society, dan environment seperti 

  • Branding Kota Palopo didorong melalui 2 kawasan yang dikembangkan untuk pariwisata dan ekonomi kreatif 
  • Adanya iklim toleran terhadap pengembangan pariwisata & ekonomi kreatif yang bercirikan nilai budaya lokal 
  • Daya dukung infrastruktur serta pengembangan sumber daya budaya masih belum optimal 
  • Pengembangan produksi dan produktifitas serta kelembagaan usaha produktif masyarakat, industri unggulan, dan industri potensial 
  • Kewirausahaan berbasis jasa dan niaga dapat optimal mendorong pertumbuhan ekonomi dengan system peningkatan keterampilan, 
  • Sumber daya manusia dan infrastruktur pendukung pengembangan usaha di Kota Palopo masih terbatas. masih rendah permodalan dan pendampingan bisnis yang baik 
  • Wajah Kota Palopo didorong melalui kebijakan pengembangan kawasan strategis kota berdasarkan Perda No. 9 Tahun 2012 tentang RTRW Kota Palopo Tahun 2012-2032 
  • Infrastruktur perkotaan mendukung lingkungan yang layak huni dengan penataan pemukiman, sanitasi, dan ruang terbuka hijau 
  • Pembangunan infrastruktur di Kota Palopo masih terbatas 
     

Analisis SWOT terkait dengan Smart Branding di Kota Palopo diperlihatkan dibawah:

Faktor Internal 

  • Kekuatan dan Kelemahan 

Faktor Eksternal 

  • Peluang dan Ancaman 

Kekuatan 

  • Kota Palopo sebagai kota kunjungan, baik untuk urusan pendidikan, kesehatan, maupun kebudayaan 

Kelemahan 

  • System informasi mengenai pelayanan pendidikan, kesehatan, dan budaya masih sangat terbatas 

Peluang 

  • Kota Palopo diproyeksikan sebagai pusat kegiatan nasional yang berorientasi pada kegiatan pelayanan sentra pengolahan hasil pertanian dan perkebunan 
  • Mendorong kegiatan pelayanan sentra pengolahan hasil pertanian dan perkebunan Kota dengan memanfaatkan brand Palopo sebagai kota kunjungan 
  • Peningkatan pelayanan pariwisata Kota Palopo melalui teknologi informasi dan media digital 
  • Peningkatan sistem informasi pelayanan investasi bisnis di Kota Palopo 
  • Mendorong peningkatan kualitas system informasi mengenai pelayanan pendidikan, kesehatan, dan budaya yang beroriantasi pada kegiatan pelayanan sentra pengolahan hasil pertanian dan perkebunan Kota 
  • Peningkatan aksesibilitas data dan informasi bidang Kesehatan, pendidikan, dan kebudayaan sebagai bidang unggulan Kota Palopo 

Ancaman 

  • Perubahan kebijakan oleh pemerintah pusat maupun daerah dalam pengembangan program 
  • Mendorong kegiatan pelayanan sentra pengolahan hasil pertanian dan perkebunan Kota melalui penguatan kebijakan dan program daerah 
  • Peningkatan aksesibilitas data dan informasi infrastruktur dan fasilitas publik bidang Kesehatan, 
  • Mendorong peningkatan kualitas system informasi mengenai pelayanan pendidikan, kesehatan, dan budaya melalui penguatan kebijakan dan program daerah 84 pendidikan, dan kebudayaan sebagai bidang unggulan Kota Palopo 
     

Visi Misi Smart City Kota Palopo tersebut menjadi acuan dalam penyusunan sasaran Smart City Kota Palopo yang merupakan rangkaian indikator keberhasilan yang menjadi alat ukur dalam evaluasi pelaksanaan Smart City. Adapun sasaran Smart City Kota Palopo, yaitu: 

Pariwisata 

  • Meningkatnya kontribusi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dalam perekonomian daerah. Pariwisata budaya, pendidikan, dan kesehatan, 
  • Kontribusi PAD Pariwisata terhadap pendapatan asli daerah (PAD) 

Daya Saing Bisnis 

  • Industri pariwisata 
  • Jumlah UKM Jumlah kunjungan wisatawan 

Wajah Kota 

  • Pengembangan destinasi taman kota 
  • Persentase ruang terbuka hijau Persentase rumah layak huni 
     

Smart branding adalah inovasi dalam memasarkan daerahnya sehingga mampu meningkatkan daya saing daerah dengan mengembankan tiga elemen, yaitu pariwisata, bisnis, dan wajah kota. Smart branding menjadi salah satu dimensi dalam Smart City karena di dalam era informasi seperti saat ini, sebuah kota tidak lagi harus mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhannya dengan hanya memanfaatkan potensi lokal, tetapi harus juga mampu menarik partisipasi masyarakat, baik dari dalam maupun luar daerah, serta pelaku bisnis dan investor untuk ikut mendorong percepatan pembangunan daerahnya. Sasaran dari smart branding adalah adanya peningkatan daya saing daerah dengan penataan wajah kota dan pemasaran potensi daerah baik dalam lingkup lokal, nasional maupun internasional. Adapun unsur smart branding meliputi tiga hal yaitu: Membangun dan memasarkan ekosistem pariwisata (tourism branding); Membangun platform dan memasarkan ekosistem bisnis daerah (business branding); Membangun dan memasarkan wajah kota (city appearance branding) seperti yang ditampilkan pada Gambar 1.4 sebagai berikut. 

Membangun dan Memasarkan Ekosistem Pariwisata (Tourism Branding) 

  • Membangun dan mengembangkan destinasi wisata yang layak bagi wisatawan (destination). 
  • Membangun infrastruktur yang mendukung kenyamanan wisatawan (amenities) misalnya jalan, transportasi, hotel/motel/bedding & breakfast (B&B), restoran, dan lainlain. 
  • Membangun budaya yang ramah kepada pengunjung (hospitality) termasuk kemampuan berbahasa asing, ketersediaan tour-guide dan lain-lain. 

Membangun platform dan Memasarkan Ekosistem Bisnis Daerah (Business Branding) 

  • Membangun platform dan memasarkan ekosistem perdagangan yang kondusif dan nyaman, misalnya market place daerah. 
  • Membangun dan memasarkan ekosistem investasi yang mudah dan efektif, misalnya Investment Lounge, Dashboard, dan Portal Investasi Daerah